Oleh : Agus S Djamil
Chunking berasal dari kata bahasa Inggris ‘chunk’ serpihan, potongan, cabikan. Chunking artinya memotong, mencabik-cabik, membagi-bagi. Istilah ini diperkenalkan dalam dunia NLP (Neuro Linguistic Programming) untuk berbagai kepentingan yang berhubungan dengan mengaktifkan dan menon-aktifkan pikiran bawah sadar.
Dalam hal kreatifitas, saya akan menggunakan Chunking ini sebagai alat berpikir kreatif, creative thinking tool.
Teknik Chunking ini seolah versi 3-Dimensi dari Lateral Thinking yang dikembangkan Edward de Bono. Karena dalam lateral thinking atau berpikir mendatar atau parallel, yang mirip dengan chunking-side saja. Padahal dalam chunking ada dikenal chunking-up dan chunking-down selain dari chunking-side.
Chunking-up memikirkan sesuatu objek lain ke tataran pikiran yang lebih tinggi, lebih umum, lebih general. Misalnya kita memikirkan ‘mobil’, maka chunking-up dari itu adalah ‘kendaraan darat’. Chunking-up dari ‘kendaraan darat’ adalah ‘kendaraan’.
Chunking-side memikirkan sesuatu objek lain ke tataran yang sama, sejajar, atau paralelnya. Misalnya tentang ‘mobil’ tadi, maka chunking-side dari itu adalah ‘truk’, ‘sepeda motor’, ‘sedan’ dan ‘bus’. Kesemuanya adalah bagian dari ‘kendaraan darat’. Satu tataran, satu level dengan objek pertama tadi.
Chunking-down memikirkan sesuatu objek lain ke tataran yang lebih rendah, lebih detail, ke bagiannya yang lebih rinci. Misalnya dalam hal ‘mobil’ tadi. Chunking-down nya adalah ‘mesin’, ‘ban’, ‘setir’, ‘spion’, ‘knalpot’, dan seterusnya yang lebih rinci. Anda bisa terus memerincinya sampai kehabisan ide mau bilang apa lagi!
Dalam praktek chunking sebagai alat berpikir kreatif, kita bisa terus mengembangkan ide ke bawah, ke samping ataupun ke atas. Ketika kehabisan ide untuk memerinci chunking-down, kita bisa menghentikan ekplorasi memerinci bagian dari objek tadi, dan kemudian kembali ke samping (chunking-side) untuk menemukan objek setara dengan objek tadi. Eksplorasi ke samping bisa terus dilakukan sampai kita merasa nyaman untuk menukik ke tataran detail dengan chunking-down. Atau sebaliknya meng’istirahat’kan pikiran kita sejenak dengan melalukan chunking-up, ke tataran yang lebih umum.
Proses berpikir “naik-turun-dan-ke samping” ini membiasakan kita bersikap dan berfikir fleksibel, lentur, luwes dalam berpikir. Sehingga dengan demikian akan muncul banyak sekali ide cemerlang. Akan muncul solusi atau jalan keluar yang dicari-cari.
Semoga bermanfaat
Bandar Seri Begawan | 9 October 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar