Pemasaran : Harjasari, Jl. Rulita II RT 03 RW 02, Kecamatan Bogor Selatan - Kota Bogor wa: 0817-0711-072, 0878-2521-0791

SMARTER

Mimpi besar insya Allah dapat terwujud bila memenuhi konsep SMARTER

Beberapa orang menganggap bahwa smart disamakan dengan istilah KPI (Key Performance Indicators). Singkatan smart pertama kali digunakan oleh George T. Doran dalam Management Review edisi November 1981. Menyusun Target yang Smart

Paul J. Meyer menjabarkan dalam bukunya yang berjudul, Attitude is Everything. Dibawah ini adalah beberapa penjelasan mengenai karakteristik S.M.A.R.T dalam menetapkan target,yaitu :

Specific, adalah sasaran pribadi Anda yang harus jelas. Sulit untuk mengambil langkah-langkah praktis apabila tujuan Anda tidak jelas. Guna menetapkan tujuan yang spesifik, anda harus meyampaikan kepada tim apa yang diharapkan dan diinginkan.

Pertanyaan ini harus spesifik. Misalnya, apa yang ingin dicapai, siapa saja yang terlibat, dan sebagainya. Biasanya, sesuatu yang spesifik akan menjawab menjawab pertanyaan yang meliputi 5w=1h.

Baca juga : Berpikir Kreatif

Measurable, menekankan pada pentingnya kriteria yang digunakan untuk mengukur besarnya kemajuan yang dibuat dalam mencapai target. Filosofi yang melatar-belakangi poin ini yaitu “Jika target tidak dapat diukur, mustahil untuk mengetahui apakah anda telah membuat kemajuan dalam mencapai tujuan akhirnya”.

Mengukur kemajuan akan membantu tim untuk tetap berada dalam jalur yang benar, menepati tenggat waktu, dan merasakan semangat dan euforia ketika memperoleh hasil yang menggembirakan di setiap pencapaian yang membawa mereka lebih dekat dengan tujuan.

Attainable, menekankan bahwa target harus realistis dan dapat dicapai. Target tidak boleh dibuat terlalu mudah (untuk performa standar tim anda), tapi juga tidak boleh terlalu sulit sehingga terasa mustahil untuk dicapai. Target yang ditetapkan akan dapat dicapai apabila anda telah menentukan apa yang paling penting, lalu mampu membayangkan langkah-demi-langkah untuk mewujudkannya. Untuk itu, anda akan mengembangkan perilaku, kemampuan, keahlian, dan kapasitas finansial untuk mencapainya.

Realistic, menekankan pada pentingnya memilih target yang tepat. Seringkali anda membutuhkan dukungan dari berbagai pihak guna mencapai target sumber daya, masukan dari Champion, dan apapun yang bisa membantu meruntuhkan tembok penghalang. Target yang relevan untuk atasan anda, tim anda, dan organisasi anda akan mendapatkan dukungan yang anda butuhkan.

Target yang relevan apabila tercapai,maka akan mendorong tim, departemen, dan organisasi lebih maju. Sebuah target yang mendukung atau selaras dengan target-target lainnya akan dianggap sebagai target yang relevan. Timely menekankan pada pentingnya menepatkan target dengan kerangka waktu, yakni memberikan deadline pencapaian target. Komitmen kepada deadline akan membantu tim untuk tetap fokus menjalankan pekerjaan guna memenuhi target tepat waktu, atau bahkan lebih cepat.

Enjoyable, saat berjuang merealisasikan mimpi besar tersebut harus dilakukan dengan perasaan senang, tidak ada keterpalsaam sama sekali. segala nya dikerjakan untuk mendapatkan ridha Allah semata

Repeatedly, semua program dilakukan secara bersama-sama dalam sebuah teamwork secara berulang-ulang samapai target mimpi tercapai


Ini merupakan bagian dari filosofi SMARTER yang melindungi target dari serangan krisis sehari-hari yang biasa terjadi dalam organisasi. Target dengan tenggat waktu akan menimbulkan urgensi.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Terimakasih telah mengunjungi blog kami di Magnet Solusi Integra.


Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda.


BERPIKIR KREATIF DENGAN TEKNIK CHUNKING

 Oleh : Agus S Djamil


Chunking
 berasal dari kata bahasa Inggris ‘chunk’ serpihan, potongan, cabikan. Chunking artinya memotong, mencabik-cabik, membagi-bagi. Istilah ini diperkenalkan dalam dunia NLP (Neuro Linguistic Programming) untuk berbagai kepentingan yang berhubungan dengan mengaktifkan dan menon-aktifkan pikiran bawah sadar.

Dalam hal kreatifitas, saya akan menggunakan Chunking ini sebagai alat berpikir kreatif, creative thinking tool.

Teknik Chunking ini seolah versi 3-Dimensi dari Lateral Thinking yang dikembangkan Edward de Bono. Karena dalam lateral thinking atau berpikir mendatar atau parallel, yang mirip dengan chunking-side saja. Padahal dalam chunking ada dikenal chunking-up dan chunking-down selain dari chunking-side.


Chunking-up 
memikirkan sesuatu objek lain ke tataran pikiran yang lebih tinggi, lebih umum, lebih general. Misalnya kita memikirkan ‘mobil’, maka chunking-up dari itu adalah ‘kendaraan darat’. Chunking-up dari ‘kendaraan darat’ adalah ‘kendaraan’.

Chunking-side memikirkan sesuatu objek lain ke tataran yang sama, sejajar, atau paralelnya. Misalnya tentang ‘mobil’ tadi, maka chunking-side dari itu adalah ‘truk’, ‘sepeda motor’, ‘sedan’ dan ‘bus’. Kesemuanya adalah bagian dari ‘kendaraan darat’. Satu tataran, satu level dengan objek pertama tadi.

Chunking-down memikirkan sesuatu objek lain ke tataran yang lebih rendah, lebih detail, ke bagiannya yang lebih rinci. Misalnya dalam hal ‘mobil’ tadi. Chunking-down nya adalah ‘mesin’, ‘ban’, ‘setir’, ‘spion’, ‘knalpot’, dan seterusnya yang lebih rinci. Anda bisa terus memerincinya sampai kehabisan ide mau bilang apa lagi!

Dalam praktek chunking sebagai alat berpikir kreatif, kita bisa terus mengembangkan ide ke bawah, ke samping ataupun ke atas. Ketika kehabisan ide untuk memerinci chunking-down, kita bisa menghentikan ekplorasi memerinci bagian dari objek tadi, dan kemudian kembali ke samping (chunking-side) untuk menemukan objek setara dengan objek tadi. Eksplorasi ke samping bisa terus dilakukan sampai kita merasa nyaman untuk menukik ke tataran detail dengan chunking-down. Atau sebaliknya meng’istirahat’kan pikiran kita sejenak dengan melalukan chunking-up, ke tataran yang lebih umum.







Proses berpikir “naik-turun-dan-ke samping” ini membiasakan kita bersikap dan berfikir fleksibel, lentur, luwes dalam berpikir. Sehingga dengan demikian akan muncul banyak sekali ide cemerlang. Akan muncul solusi atau jalan keluar yang dicari-cari.

Semoga bermanfaat

Bandar Seri Begawan | 9 October 2013

MAULID NABI MUHAMMAD SAW


MAULID NABI MUHAMMAD SAW



 


Selamat Hari Santri

HARI SANTRI





ISLAM KAAFAH

 

ISLAM KAFFAH

Belum sempurna iman seorang muslim sebelum dia meyakini bahwa islam adalah sistem aturan hidup, dan menyerahkan dirinya dengan sepenuh hati tanpa ada keraguan sedikit pun dalam hati nya untuk diatur oleh syariat islam dalam semua aspek kehidupan, sejak ia bangun tidur hingga nanti ia tidur kembali.

Inilah definisi Islam Kaffah sesungguh nya yang mesti dipahami setiap individu muslim yang ingin benar-benar taqwa pada Allah Swt.

 


Firman Allah Swt. Di bawah ini menjadi pijakan dalil yang kuat :

“Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah)…”

(Q.S. Al Baqarah: 208)

“Pada hari ini telah Aku sempunakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Aku ridhai Islam itu menjadi agama bagimu.” (Q.S. Al Maidah: 3)



ISLAM

Makna Islam secara bahasa adalah berserah diri, pada siapa? Tentu hanya pada al Khaliq yakni dzat yang Maha menghidupkan dan mematikan.

 

PENGERTIAN ISLAM MENURUT BAHASA

Pengertian Islam menurut bahasa, kata Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari kata salama. Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata aslama ini.

Ditinjau dari segi bahasanya, yang dikaitkan dengan asal katanya (etimologis), Islam memiliki beberapa pengertian, sebagai berikut:

1. Islam berasal dari kata ‘salm’.

As-Salmu berarti damai atau kedamaian. Firman Allah SWT dalam Alquran, “Dan jika mereka condong kepada perdamaian (lis salm), maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.  Al Anfal : 61).

Kata ‘salm’ dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Ini merupakan salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang mengajarkan umatnya untuk cinta damai atau senantiasa memperjuangkan perdamaian, bukan peperangan atau konflik dan kekacauan.

“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”   (QS. Al Hujarat : 9).

Sebagai salah satu bukti Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi perdamaian adalah Allah SWT melalui Alquran baru mengizinkan atau memperbolehkan kaum Muslimin berperang jika mereka diperangi oleh para musuh-musuhnya.

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.” (QS. Al-Hajj : 39).

 2. Islam Berasal dari kata ‘aslama’

Aslama artinya berserah diri atau pasrah, yakni berserah diri kepada aturan Allah SWT.

Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan seseorang yang secara ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT.

Penyerahan diri seperti ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah perintahkan serta menjauhi segala larangan-Nya.

 “Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya (aslama wajhahu) kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (QS. An-Nisa : 125)

Sebagai seorang muslim, sesungguhnya kita diminta Allah untuk menyerahkan seluruh jiwa dan raga kita hanya kepada-Nya.

“Katakanlah: “Sesungguhnya salatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An’am : 162)

Karena sesungguhnya jika kita renungkan, bahwa seluruh makhluk Allah baik yang ada di bumi maupun di langit, mereka semua memasrahkan dirinya kepada Allah SWT, dengan mengikuti sunnatullah-Nya.

“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.” (QS. Ali Imran : 83)

 3. Islam Berasal dari kata istaslama–mustaslimun

Istaslama–mustaslimun artinya penyerahan total kepada Allah SWT. Firman Allah SWT dalam Alquran:

“Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.” (QS As-Saffat : 26)

Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di atas (poin kedua). Seorang Muslim atau pemeluk agama Islam diperintahkan untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa dan raga serta harta atau apa pun yang dimiliki hanya kepada Allah SWT.

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah : 208).***

 Hukum syara’ (syari’at) adalah ‘khithaabusy Syaari’ (seruan dari Sang Pembuat Hukum –Allah dan Rasul-Nya-) yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia. Hukum syari’at ditetapkan berdasarkan adanya ‘khitab’ (seruan tersebut), sedang kejelasannya tergantung pada jelasnya ma’na dari suatu khitab. Khitab syar’i adalah apa-apa yang terdapat dalam Al Qur’an dan As Sunnah yang berupa perintah dan larangan (kisah, riwayat, dan sejenisnya tidak termasuk dalam pengertian hukum syar’i). Oleh karena itu setiap muslim harus memahami Al Qur’an dan As Sunnah, sebab keduanya merupakan sumber tasyri’ [GS]

PENDIDIKAN ISLAM

 

Sistem Pendidikan

Islam sebagai sebuah agama sangat memperhatikan masalah pendidikan. Dalam Al Qur’an maupun Sunnah Rasulullah, dapat diketahui bahwa Islam mewajibkan setiap orang Islam baik pria maupun wanita untuk menutut ilmu. Bahkan Allah memberi derajat yang lebih kepada setiap orang yang berpengetahuan. Dalil-dalil mengenai hal berikut adalah sebagai berikut :


Allah mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Q.S. Al Mujadalah: 11)

Sabda Rasulullah SAW :
Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” 
(HR Ibnu Adi dan Baihaqi dari Abnas ra. At Tabrani dari AHusain bin Ali)

Dari beberapa dalil yang ada termasuk di dalamnya ijma’ sahabat dan Qiyas, para mujtahid merumuskan bagaimana sistem pendidikan Islam seharusnya dijalankan. Gambaran umum dari pendidikan tersebut adalah :

1.


Asas dan Kurikulum Pendidikan

Asas pendidikan adalah aqidah Islam. Segala kurikulum yang disusun haruslah
membentuk suatu aqliyah dan aqidah Islam.

2. Tujuan Pendidikan dan Metode
Tujuan pendidikan Islam adalah membekali akal sehat dengan pemikiran dan ide-ide
yang sehat baik aqidah ataupun hukum. Islam juga selalu memberikan dorongan kepada
manusia agar selalu menuntut ilmu, dimana orang yang berilmu itulah yang akan
mendapat kedudukan yang lebih terhormat disisi Allah. Dengan demikian setiap metode
yang digunakan harus selalu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu menjadi
Muslim sejati yang harus memakai ilmu pengetahuannya dalam setiap sendi kehidupan.

3. Pengajaran Tsaqofah dan Ilmu Pengetahuan
Pengajaran tsaqofah Islam diajarkan pada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah
dasar hingga sekolah menengah atas. Di mana tsaqofah Islam bukanlah sebatas ilmu
tentang akhlak dan ibadah. Namun tsaqofah Islam juga menyangkut mu’amalah seperti
ekonomi, pemerintahan, social budaya, politik yang kesemuanya dilandaskan pada
ajaran Islam. Sedangkan Tsaqofah non Islam diperbolehkan diajarkan pada tingkat
perguruan tinggi bagi yang ingin mengetahuinya sebagai perbandingan yang tujuannya
adalah untuk semakin menguatkan keyakinan tentang kesempurnaan Islam.
4.
Biaya Pendidikan pe
ndidikan adalah kewajiban bagi setiap individu. Khalifah harus bertanggung jawab
terhadap wargnya agar setiap warga mampu melakukan kewajiban itu. Untuk itu biaya
pendidikan menjadi tanggung jawab Negara, dengan kesempatan yang sama kepada
setiap warga Negara untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sehingga walaupun orang tersebut miskin, namun dia akan tetap tidak tertinggal dari
siapapun. Hal ini telah dibuktikan selama berabad-abad di zaman kekhalifahan Islam.
5.
Sarana dan Prasarana Pendidikan

Negara bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana pendidikan bagi
rakyatnya seperti sekolah, perpustakaan dan laboratorium.

PUSAT KEGIATAN SANTRI


 

LABORATORIUM

 




PERPUSTAKAAN






 

Kantor


 

Saung Pengelola


 

Saung Ustadz


 

Saung Tamu


 

Saung Santri


 

SMARTER

Mimpi besar insya Allah dapat terwujud bila memenuhi konsep SMARTER Beberapa orang menganggap bahwa smart disamakan dengan istilah KPI (Key ...