Pemasaran : Harjasari, Jl. Rulita II RT 03 RW 02, Kecamatan Bogor Selatan - Kota Bogor wa: 0817-0711-072, 0878-2521-0791

Adab Mengajarkan Ilmu: Membangkitkan Harapan Dan Sikap Optimis

 

Membangkitkan Harapan Dan Sikap Optimis

Ilmu kediaman tempat yang agung dalam Islam. Islam pun mengajarkan adab menerapkan ilmu. Tentu agar terlihat dan keberkahaannya bisa diraih secara optimal. Salah satunya, seseorang ditegaskan dalam Min Muqawwimât an-Nafsiyyah al-Islâmiyyah :

بَثَّ اْلأَمَلَ دَائِمًا وَعَدَمَ التَّقْنِيْطِ وَالتَّيْئِيْسِ لاَ مِنْ رَحْمَةِ الله سُبْحَانَهُ سُبْحَانَهُ وَلاَ مِصونف

Senantiasa membangkitkan harapan dan tidak membuat putus asa, baik dari rahmat Allah, pertolongan-Nya, atau dari kelapangan-Nya.

 

Membangkitan harapan adalah dengan hal-hal yang bisa menenteramkan orang yang diseru dan mempengaruhi jiwanya. Maksud ini tak akan bisa diraih kecuali dengan menyisipkan pesan-pesan dalam al-Quran dan as-Sunah. Hal itu bisa didukung dengan mengaitkan nas-nas al-Quran dan as-Sunnah dengan beragam fenomena yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Tatkala terjadi krisis penghidupan mengikuti berbagai bencana alam, misalnya, sebagai akibat dari akibatnya masyarakat dari syariah, maka bisa memberikan peringatan dalam QS Thâhâ [20]: 124 dan QS ar-Rûm [30]: 41. Tidak berhenti pada tataran tarhiib (peringatan ), tetapi juga mengikuti dengan penjelasan solusi Islam, hingga lebih meyakinkan jiwa yang lalai untuk kembali kepada syariah-Nya:

لِسَانُ اْلحَالِ أَفْصَحُ مِنْ لِسَانِ اْلمقَالِ

Bahasa keadaan lebih fasih (menunjukkan) realita memberikan bahasa lisan semata.    

 

Disampaikan juga seruan kepada kaum Muslim dengan firman Allah 'Azza wa Jalla :

وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَدۡعون ولهون وَلهون وَلهون وَلهمونَ

Hendaklah ada di antara kalian golongan yang menyerukan, minta kemakrufan dan larangan kemungkaran, dan mereka adalah orang-orang yang beruntung (QS آ li Imrân [3]: 104).

 

Disampaikan pula kepada mereka dengan as-Sunnah, seperti hadis-hadis yang menjelaskan tentang akhirat umat ini. Misalnya dengan hadis dari Durrah binti Abi Lahab, yang berkata: Seseorang berdiri ketika Rasulullah saw. di atas mimbar, lalu bertanya: “Siapakah sebaik-baik-baik manusia?” Beliau melihat. menjawab:

خَيْرُ النَّاسِ أَقْرَؤُهُمْ وَأَتْقَاهُمْ وَآمَرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَأَنْهَاهُمْ عَمنِ الْمُصنَّحلَر عوِأم

Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling taat, paling bertakwa di antara mereka, paling banyak menyuruh kemakrufan dan melarang kemungkaran dan paling banyak silaturahmi. (HR Ahmad dan ath-Thabrani).

 

Bisa juga disampaikan kabar gembira dari Rasul saw. tentang kembalinya Khilafah yang sesuai dengan metode kenabian, penaklukan Konstantinopel dan Roma, peperangan dengan Yahudi dan terbunuhnya mereka, masuknya Khilafah ke tanah yang disucikan (Baitul Maqdis), berjayanya kembali kaum Muslim di akhir zaman, akan tegaknya kepemimpinan Khalifah al-Mahdi, turunnya Isa bin Maryam as., dan lain sebagainya. Itu semua perlu disampaikan dalam bangun kepada kaum Muslim untuk membangkitkan pengharapan mereka pada terbitnya kebangkitan kebangkitan Islam dan kaum Muslim. Rasulullah melihat. bersabda:

إن الله زوى لي الأرض, فرأيت مشارقها ومغاربها وإن أمتي سيبلغ ملكها ما زوي لي منها, وأعطيت الكنزين: الأحمر والأبيض

Sesungguhnya Allah SWT telah mengumpulkan (dan menyerahkan) bumi kepadaku sehingga aku bisa menyaksikan timur dan baratnya. Sesungguhnya Kekuasaan umatku akan mencapai APA Yang Telah dikumpulkan Dan Diserahkan kepadaku darinya, Dan aku dianugerahi doa pembendaharaan, yakni merah (emas) Dan putih (perak) (HR Muslim Dan Ahmad).

 

Disampaikan pula untaian kisah-kisah agung, sejarah kaum Muslim, seperti kisah perjuangan dakwah Rasulullah saw. dan para sahabatnya; Kisah-kisah kemenangan mereka pada Perang Badar, Khandaq, al-Qadisiyah, Nahawand, Yarmuk, Ajnadin, Perang Tartar, 'Ain Jalut, dan berbagai futuhat agung yang tak tergesa-gesa. Itu semua di sampaikan dengan nuansa penuh keimanan dan heroik.

Dalam penuturan kisah-kisah agung di atas, misalnya, sebagian besar keyakinan kaum Muslim pada pertolongan Allah, meskipun jumlah mereka jauh lebih sedikit dibandingkan pasukan musuh. Kisah-kisah agung Penyanyi Harus diarahkan untuk review mensakralisasi Dan mengkristalisasi pemahaman dakwah Dan jihad yang Benar hearts benak kaum Muslim, Bukan sekadar cerita Sejarah, apalagi di- framing sebagaimana framing Sesat kaum liberal.

Penting untuk diperhatikan bahwa itu semua perlu diawali dengan penanaman akidah Islam sebagai akidah ruhiyyah dan siyasiyyah dalam jiwa. Akidah ini memancarkan berbagai peraturan. Pemeluknya wajib terikat pada akidah ini tatkala menjalani kehidupan, keluar mereka dari kegelapan menuju cahaya kebenaran ( min al-zhulumât ilâ al-nûr ). Akidah inilah yang menjadi perjuangan para pejuang Islam hingga menjadikan pemeluknya sebagai khayr ummah (sebaik-baik umat).

Itu semua perlu disokong oleh adab selanjutnya tatkala memberikan perlindungan dan penerangan:

إِحْسَانُ اِخْتِيَارِ مَوَاضِيِعِ الدُّرُوُسِ حَسْبَ الْوَاقِعِ الَّذِيْ يَعِيْشُ النَّاسُ

Pandai memilih topik pelajaran sesuai dengan fakta kehidupan manusia.

 

Salah satu yang terpenting adalah kecermatan seorang pengajar / pengemban dakwah mengawali pembicaraan dengan topik yang paling sesuai dengan realita kehidupan manusia. Poin akhirnya diarahkan ke kembali pada solusi Islam. Hal ini lamaran dengan bahasa yang mudah berhubungan dengan objek yang diajak bicara, berhubungan dengan prinsip berbahasa:

لِكُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ

Untuk setiap keadaan itu ada tutur kata yang sesuai .

 

Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga agar pelajaran yang diberikan terasa hidup. Dengan begitu orang yang mendengarkan lebih tertarik dan lebih mudah diarahkan serta dipahamkan. Perhatikan pula, jika masyarakat tampak sedang membutuhkan pemantapan akidah, maka hal itu perlu dilakukan. Jika umat terlihat sedang disesatkan oleh sikap politik tertentu, maka masalah itu harus. Jika telah tertanam pemikiran yang salah bahkan sesat menyesatkan, maka harus dipaparkan kesalahan dan kesesatannya, sekaligus pandangan yang benar. Demikian dikatakan oleh al-Qadhi Taqiyyuddin al-Nabhani, seperti meletakkan garis lurus disamping garis yang bengkok, hingga jelas perbedaannya.

Tidak terpuji jika seorang da'i fokus memilih topik pelajaran tentang al-khulu ' (perceraian atas permintaan istri), sementara negara-negara imperialis, misalnya, sedang ramai diberitakan memporakporandakan negeri-negeri kaum Muslim. Atau ia memilih topik, “Hukum Duduk untuk Takziyah” pada saat minyak bumi kaum Muslim sedang dijarah musuh. ATAU membahas hukum-hukum TENTANG Rambut, padahal Ajaran Islam semisal Khilafah sedang di- framing buruk sedemikian rupa, Dan Yang semisalnya. Hal ini keteladanan para ulama dalam memperhatikan prioritas dakwah ( al-awlawiyyat ).

Itu semua perlu diuraikan dengan bahasa yang wajib tak terkalahkan dengan kemampuan pikiran mereka, siapkan pikiran:

مُخَاطَبَة النَّاسِ عَلَى قَدْرِ عُقُوْلِهِمْ

Menyeru manusia sesuai dengan kadar pikirannya.

 

Ali ra. ke:

حَدِّثُوْا النَّاسَ ، بِمَا يَعْرِفُونَ أَتُحِبُّوْنَ أَتُحِبُّوْنَ أَنْ يُكَذَّبَ ، اللهُ وَرَسُولُه

Berbicaralah kepada manusia dengan sesuatu yang mereka ketahui, apakah engkau suka Allah dan Rasul-Nya didustakan? (HR al-Bukhari).

 

Al-Hafizh Ibn Hajar al-'Asqalani kalimat dalam Al-Fath , “Yang dimaksud dengan kata bimâ ya'rifûn, adalah bima yafhamûn (sesuatu yang mereka pahami) . 

Abdullah bin Mas'ud ra. juga berkata:

مَا أَنْتَ بِمُحَدِّثٍ قَوْمًا حَدِيثًا لاَ تَبْلُغُهُ عُقُوْلُهُمْ ، إِلا كَانَ لِبَعْضِهِمْ فِتْنَةً

Tidaklah berbicara dengan berbicara kepada suatu kaum dengan pembicaraan yang tidak berbicara dengan mereka, kecuali akan menjadi fitnah bagi sebagian mereka (HR Muslim).

 

Dengan memperhatikan ketiga adab atasan di atas, bisa dioptimalkan proses pembinaan masyarakat.

Wa bilLâhi at-tawfîq. [Irfan Abu Naveed]

SMARTER

Mimpi besar insya Allah dapat terwujud bila memenuhi konsep SMARTER Beberapa orang menganggap bahwa smart disamakan dengan istilah KPI (Key ...