Pemasaran : Harjasari, Jl. Rulita II RT 03 RW 02, Kecamatan Bogor Selatan - Kota Bogor wa: 0817-0711-072, 0878-2521-0791

Sistem Integrasi Tanaman-Ternak(SITT)

 PENGANTAR






























Sistem Integrasi Tanaman-Ternak (SITT) adalah intensifikasi sistem usahatani melalui pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara terpadu dengan komponen ternak sebagai bagian kegiatan usaha. Tujuan pengembangan SITT adalah untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat sebagai bagian untuk mewujudkan suksesnya revitalisasi pembangunan pertanian. Model SITT yang dikembangkan di lokasi Kebun Percobaan Mojosari-Mojokerto berorientasi pada konsep ”zero waste production system” yaitu seluruh limbah dari ternak dan tanaman didaur ulang dan dimanfaatkan kembali ke dalam siklus produksi. Komponen usahatani SITT meliputi usaha ternak sapi potong, tanaman pangan (padi & palawija), hortikultura (sayuran), perkebunan, (tebu) dan perikanan (lele, gurami, nila). Limbah ternak (kotoran sapi) diproses menjadi kompos & pupuk organik granuler serta biogas; limbah pertanian (jerami padi, batang & daun jagung, pucuk tebu, jerami kedelai dan kacang tanah) diproses menjadi pakan. Gas-bio dimanfaatkan untuk keperluan memasak, sedangkan limbah biogas (sludge) yang berupa padatan dimanfaatkan menjadi kompos dan bahan campuran pakan sapi & ikan, dan yang berupa cairan dimanfaatkan menjadi pupuk cair untuk tanaman sayuran dan ikan.

Faktor penting dalam mendukung keberhasilan pengembangan SITT antara lain tersedianya inovasi teknologi yang bersifat tepat guna, kualitas sumber daya manusia dan penguatan kelembagaan kelompok tani. Lambatnya perkembangan SITT di masyarakat terletak pada kurangnya intensitas sosialisasi, keterbatasan permodalan, keterbatasan fungsi kelembagaan inter dan/atau intra pelaku SITT yang berkaitan dengan aspek teknis, pemasaran dan kebijakan. Sebagai alternatif pemecahan masalah untuk pengembangan SITT antara lain perlu peningkatan sosialisasi, pembinaan kelembagaan tani, penguatan permodalan melalui skim finansial yang sesuai, pembinaan/pendampingan pemasaran hasil, sistem jaringan informasi yang terkoordinasi serta pendampingan teknologi sesuai dengan perkembangan pengetahuan, serta pengembangan sistem kelembagaan agribisnis dari hulu sampai hilir yang melibatkan petani, lembaga modal, lembaga ekonomi yang memberi akses penyaluran dan pemasaran hasil dengan dukungan pemerintah daerah dan pusat. Kegiatan Demo dan Gelar Teknologi ini merupakan salah satu bentuk upaya dalam mengembangkan jejaring informasi dan sarana percepatan alih teknologi SITT kepada para petani/peternak dan pelaku agribisnis.


INOVASI TEKNOLOGI SITT


SITT yang dikembangkan di lokasi Kebun Percobaan Mojosari-Mojokerto adalah tanaman pangan (padi & palawija), tanaman perkebunan (tebu) dengan ternak sapi potong dan pemeliharaan ikan (lele, gurami, nila). Inovasi teknologi untuk mendukung SITT tersebut antara lain meliputi: (1).Teknologi pengolahan limbah pertanian untuk produksi pakan; (2). Teknologi pembuatan pupuk organik dalam bentuk granuler; (3). Teknologi pengolahan kotoran sapi untuk produksi biogas skala rumah tangga; (4). Teknologi pengawetan hijauan (jerami, tebon jagung, pucuk tebu) dalam bentuk silase; dan (5). Teknologi pembuatan jamu ternak dari bahan empon-empon. Petunjuk teknis masing-masing teknologi tersebut dibahas berikut ini.


(1). TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PEMBUATAN

PAKAN SAPI POTONG SKALA KELOMPOK TANI.

Salah satu permasalahan dalam pengembangan sapi potong di Jawa Timur adalah keterbatasan pakan yang berkualitas dan kontinu. Kawasan utama usaha sapi potong umumnya berada di daerah sentra pertanian, oleh karena itu pemanfaatan limbah pertanian perlu dioptimalkan. Faktor pembatas limbah pertanian adalah kandungan nutrisi dan kecernaan yang rendah. Untuk itu, limbah pertanian perlu diberi perlakuan pra-digesti dan suplementasi. Proses pengolahan limbah pertanian menggunakan dua macam mesin, yaitu mesin chopper modif (sistem cutting & hummer mill, dimensi 125x90x120 cm, volume 132,6 ltr, penggerak 26 HP) dan mixer horizontal (sistem double ulir, dimensi 150x95x207 cm, volume 1.235 ltr, penggerak 25 HP). Usaha pembuatan pakan ini dirancang untuk skala Kelompok Tani/Gapoktan dengan kapasitas produksi ± 2 ton/hari. Tahapan penumbuhan usaha pembuatan pakan skala kelompok ini, perlu diawali dengan kegiatan magang dan transfer teknologi kepada para peternak, melakukan inventarisasi jenis-jenis bahan lokal yang tersedia, data kandungan nutrisi masing-masing bahan baku, harga bahan baku, pengadaan alat & mesin, proses pengolahan dan manajemen pengelolaan limbah, penyusunan formulasi pakan, serta penyiapan tempat prosesing.

(1). Kegiatan Magang & Transfer Teknologi

Program Magang dirancang untuk menyiapkan tenaga-tenaga terampil dan profesional bidang industri pakan untuk mendukung agribisnis peternakan. Upaya tersebut berbentuk pelatihan in-door dan out-door untuk aspek keteknikan, manajemen dan organisasi produksi. Tujuan program ini adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan pengetahuan peserta dalam aspek bahan baku pakan ternak (jenis, potensi, perilaku, kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya).

2. Mengembangkan kemampuan menyusun formulasi berbagai jenis pakan (konsentrat, complete feed, feed additive, sumber serat, dll).

3. Mengembangkan keterampilan peserta dalam aplikasi teknologi pengolahan limbah pertanian & limbah agroindustri untuk produksi pakan ternak (operasional alat & mesin, quality control, dll).

4. Mengembangkan kemampuan merancang kapasitas produksi pakan yang layak secara teknis dan ekonomis (skala usaha, manajemen produksi dan strategi pemasaran).

Hasil yang diharapkan dari kegiatan Magang adalah:

· Diperolehnya tenaga-tenaga terampil dan profesional yang menguasai dan mampu mengembangkan teknologi pakan, formulasi pakan, dan manajemen usaha pabrik pakan skala kecil dan menengah.

· Tersebarnya hasil penelitian/pengkajian teknologi pakan ternak spesifik lokasi berbahan baku lokal yang siap dikembangkan oleh para petani/peternak, petugas teknis, pelaku agribisnis di daerah serta dunia usaha.

· Berkembangnya usaha pabrik pakan mini yang dikelola secara swadaya oleh Kelompok Tani/Gapoktan yang lebih kompetitif dan efisien, sehingga para peternak memiliki peluang untuk maju bersama seiring dengan perkembangan usaha ternak dan industri pakannya di daerah.

Program ini membekali peserta dengan pengetahuan tentang teknologi pakan dan prosesing bahan baku, mengembangkan ketrampilan untuk menjadi formulator, designer dan sekaligus operator pabrik pakan. Kegiatan dilaksanakan di BPTP Jawa Timur dengan metode ceramah dan diskusi secara partisipatif di kelas, kunjungan lapang, dan praktik langsung tentang aplikasi teknologi pakan.

(2).Inventarisasi Bahan Lokal

Data awal yang diperlukan dalam pembuatan pakan adalah kandungan nutrisi setiap jenis bahan. Pada Tabel 1 dicantumkan kandungan nutrisi beberapa jenis limbah pertanian & perkebunan, daun-daunan dan limbah agroindustri yang tersedia di wilayah Jawa Timur yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pakan. Disamping informasi tentang nutrisi, dalam pembuatan pakan dibutuhkan informasi harga bahan baku.

Pada Tabel 2 dicantumkan harga kisaran beberapa jenis limbah pertanian, perkebunan dan agroindustri di wilayah Jawa Timur yang berlaku pada bulan April 2007. Untuk meningkatkan kualitas limbah dan biodegradasinya, limbah pertanian diberi perlakuan fisik yaitu digiling dan perlakuan biologi dengan cara fermentasi menggunakan jasad renik.

(3). Perlakuan Pra-Digesti


Penggilingan bahan bertujuan mengurangi ukuran partikel, dengan cara dicincang dan digiling. Ada tiga kriteria hasil penggilingan yaitu kasar, medium dan halus. Penghalusan bahan dilakukan dengan menggunakan mesin penghancur bahan (Chopper Modif) dengan menggunakan pisau & pemukul pada kecepatan diatas 1.450 rpm. Perlakuan kimiawi hanya diterapkan pada jerami padi dan pucuk tebu yang bertujuan untuk merenggangkan ikatan selulosa dengan lignin dan terjadi pembengkakan (swelling) sel sehingga kecernaan naik. Perlakuan urea (NH3) pada jerami padi dapat menaikkan kandungan nitrogen, fermentasi rumen, konsumsi bahan kering, kecernaan dan kecepatan pencernaan dinding sel dan bahan organik (UTOMO et al., 1988). Dosisnya antara 2–5% dari berat BK jerami. Lama peram antara 1-8 minggu, kadar air antara 40–60%.

Perlakuan biologi, bertujuan mengubah struktur fisik bahan oleh enzim delignifikasi dan menaikkan kandungan protein dengan mikroorganisme. Perlakuan biologi pada dasarnya adalah pengkomposan sekaligus pra-digesti dengan penumbuhan jamur atau penambahan enzim (SOEJONO et al., 2001).

Pengolahan kulit kopi dan kakao dilakukan dengan pengeringan sampai kadar airnya mencapai ± 15 %, kemudian disimpan dalam karung. Sebelum digunakan sebagai campuran pakan, difermentasi menggunakan mikroba strain Aspergilus niger atau Lactobacillus casei, ditambah molases sebanyak 5% dan urea 1% dari bahan kering, diperam selama 2 minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SMARTER

Mimpi besar insya Allah dapat terwujud bila memenuhi konsep SMARTER Beberapa orang menganggap bahwa smart disamakan dengan istilah KPI (Key ...